Rinduku itu curang. Dia terus bertambah seiring
berjalannya waktu, tanpa bisa dikurangi apalagi ditolak.
Rinduku itu egois. Dia memaksa dibalas, meskipun pada
akhirnya dia tertunduk layu karena mendapat penolakan.
Rinduku itu sunyi. Dia hanya bisa tertahan sebelum sempat
diucapkan, lalu tertelan begitu saja bersama gengsi.
Rinduku itu kamu yang tidak mengetahui kalau aku
sedang merindu.
Jepara, 13 Mei 2015.
0 komentar:
Posting Komentar