Beberapa hari yang lalu, ketika saya dan teman-teman sekelas buka
bersama, di halaman Masjid Agung Jepara ada bazar buku (mungkin kalau disebut
bazar buku kurang tepat sih, soalnya hanya ada beberapa stan). Saya pikir, hanya
ada buku seputar keagamaan.
Eh, ketika mau parkir, mata saya tersilaukan dengan novel-novel terbaru. Behhh, langsung deh setelah sholat, saya langsung lari ke stan. Sebenarnya kurang puas pilih-pilih novelnya, abisnya takut ditinggal -___- Jadi, hanya baca sinopsisnya sekilas-sekilas. Nah, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada novel dengan cover berwarna biru, kalau dilihat kok tidak asing ya desainnya. Dan ternyata itu adalah salah satu novel gagas duet. Baca sinopsis sekilas, langsung deh saya beli. Jujur, saya sudah percaya dengan cerita-cerita gagas duet, jadi tidak ragu-ragu untuk membelinya.
Eh, ketika mau parkir, mata saya tersilaukan dengan novel-novel terbaru. Behhh, langsung deh setelah sholat, saya langsung lari ke stan. Sebenarnya kurang puas pilih-pilih novelnya, abisnya takut ditinggal -___- Jadi, hanya baca sinopsisnya sekilas-sekilas. Nah, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada novel dengan cover berwarna biru, kalau dilihat kok tidak asing ya desainnya. Dan ternyata itu adalah salah satu novel gagas duet. Baca sinopsis sekilas, langsung deh saya beli. Jujur, saya sudah percaya dengan cerita-cerita gagas duet, jadi tidak ragu-ragu untuk membelinya.
Truth or Dare
adalah salah satu novel gagas duet karya Winna Efendi & Yoana Dianika.
Seperti novel-novel gagas duet yang lain, cover Truth or Dare berbentuk seperti amplop. Dengan dominasi warna biru
dan gambar menara mercusuar berwarna putih. Not
girly, but cool. Novelnya cukup tebal dengan 302 halaman. Berbeda dengan
novel Beautiful Mistake yang memiliki
2 cerita dalam satu novel, Truth or Dare
menceritakan 1 cerita yang disampaikan dari dua sudut pandang yang berbeda. Temanya
sendiri tentang pahit manisnya persahabatan. Berikut reviewnya :
“Saat mencintai
seseorang, apa pun kesalahannya, kamu tidak akan bisa begitu saja berhenti
mencintainya”
Bagian pertama : Alice
–Winna Efendi–
Cerita ini berlatar di Belfast,
sebuah kota Waldo Country di Maine, Amerika Serikat yang dekat dengan laut.
Bagian pertama dalam cerita ini menggunakan sudut pandang Alice. Alice, remaja
yang didiagnosis disleksia, yaitu semacam penyakit yang berkaitan dengan
disfungsi salah satu area dalam otak. Sehingga, Alice agak kesulitan menjawab
saat dihadapkan dengan uraian yang rumit. Ini menyebabkan dia dianggap bodoh
dan dikucilkan teman-temannya. Tapi, berbeda halnya dengan Catherine yang menganggap
Alice istimewa. Persahabatan mereka dimulai ketika Catherine yang membela Alice
disaat teman-teman mereka memojokkannya. Mereka melewati masa-masa sekolah
bersama, pergi ke pantai bersama, bahkan
makan es krim vanilla bersama. Sampai datanglah Julian, siswa pertukaran
pelajar dari Indonesia yang hadir ditengah-tengah persahabatan mereka. Tanpa
bisa dicegah, Julian menjadi bagian yang tidak terpisahakan dari persahabatan
Alice dan Catherine. Namun, something
happen. Ternyata Julian dan Catherine memiliki perasaan yang sama. It’s called love. Dan tanpa diduga,
Alice juga diam-diam mencintai Julian. Tapi, sesuatu yang tidak diharapkan
akhirnya terjadi yang membuat mereka harus kehilangan kepercayaan
masing-masing. Diperparah kepindahan Catherine ke Irving yang tiba-tiba.
Bagian kedua : Catherine
–Yoana Dianika–
Tentu saja
cerita yang kedua menggunakan sudut pandang Catherine. Menceritakan
kehidupannya setelah pindah ke Irving. Tapi ada flashback ketika Catherine masih bersama Alice, kembali ke awal
pertemanan mereka. Pendapat Catherine tentangg Alice yang istimewa di matanya,
bagimana Catherine melewati hari-hari bersama Alice di Belfast dulu. Dan tentang
anggapan Catherine tentang Alice’s smell,
vanilla and something sweet. Di bagian kedua ini juga lebih mengekspos
hubungan Julian dan Catherine. Dan juga kerinduannya terhadap Alice dan Julian
setelah sekian lama terpisah.
Jujur, saya
sendiri tidak begitu menyukai tema cinta segitiga ditengah persahabatan.
Membayangkanya saja sudah mengerikan, apalagi berada diposisi mereka. Tapi,
berbeda dengan Truth or Dare yang
menyajikannya secara berbeda. Ceritanya dikemas dengan manis, bagaimana
Catherine yang bisa melengkapi Alice ketika Alice merasa dirinya bukan
siapa-siapa. Sebaliknya dengan Alice yang selalu ada di dekat Catherine. Saya
suka dengan hubungan persahabatan mereka. Pokoknya tentang persahabatan yang
manis deh. Tapi saya dibuat agak terkejut dengan enddingnya. Enddingnya
benar-benar unpredictable! Saya
sampai bertanya dua kali “Ini beneran?” (saya tidak akan menceritakan bagian
‘itu’ biar pada penasaran muehuehue). Oh ya, ditambah lagi banyak quotes tentang persahabatan dan cinta
dari tokoh-tokoh dunia yang bertebaran di awal dan akhir bab. Tambah komplit
deh ceritanya. Overall saya menyukai
novel ini. Selamat membaca :D
Thanks for visiting my
blog, I hope you enjoy it.
Merci beaucoup, au
revoir :D
0 komentar:
Posting Komentar